Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 10, 2011

Rindu yang Nyeri!

telah kutapaki usia tahun demi tahun kepedihan mengingat dan melupakan, kehilangan dan menemukan cintamu   di dinding jam berdetik, di dada jantung berdetak, membayang waktu yang fana, hidup yang sementara di hunus tajam runcing pedang cintaMu aku menyerah  tikamlah lagi hingga ke lubuk rahasia cintaMu hingga pecah karena diriku hanya menunggu waktu menatap wajahMu mungkin perlahan aku membunuh diri sendiri. pelan pelan kan sampai padamu. Rindu yang nyeri! pada akhirnya aku akan mati. dan segala degup akan berhenti.  Malang, 11 Juli 2011

Serupa Kabut

serupa kabut, rahasia demi rahasia, menutupi mata, siapa hendak menerka isyarat dingin menusuk sumsum tulang. o petualang sibaklah jam-jam mendetikkan jarumnya menusuk ke dada waktu. aku terhuyung bertiktak tak henti. menuju puncak. menuju puncak. ah, letihnya kalimatku telah demikian parau. membahasakan suara-suara bergalau. ini gebalau tak tentu. gebalau kacau menyamarkan pandangku. suara berdengung. mendengung. mikropon rusak. spiker sengau. penjual obat dan kursi bersitegang di balik pintu menandak mabuk di atas meja. serupa kabut. mengacau pandangku. menebal tebal di perjalanan waktu. o engkau sibakkan dengan cahaya. cahaya yang menerobos kebekuan! Malang, 12 Juli 2011