Langsung ke konten utama

DENGAN SAJAK KUKABARKAN PUISI

Sajak adalah mata kanak kanak yang bening tak berdosa, temukan rahasia di balik teka teki waktu, sebuah kehendak
  
Kau tak dapat berbohong dengan sajak, karena sesungguhnya hatimu telah menera jejak

Jika kabar demikian samar, sajak mengajakmu untuk menebak, teka teki kehendak

Puisi telah memenuhi ruang kepalaku, riwayat riwayat yang minta dicatat, keindahan yang minta dikabarkan

Dari hati kembali ke hati, dari cinta kembali ke cinta, demikian puisi akan kembali kepada puisi, di dalam diri

Bukankah menginginkan rumah yang nyaman, demikian pula puisi, ingin layak diletak di rumah sajak

Malang, 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak-sajak yang hendak dibaca lagi

Mari kita baca lagi sajak-sajak ini, dari penyaircyber Nanang Suryadi. Mari kita baca lagi: AKU MENYAPAMU DI LINTASAN WAKTU Aku Adalah Airmata Aku Menunggumu Membakar Malam CINTA YANG TAK PERNAH PUTUS ASA Dentang Kenang, Tatap yang Ratap MENERA WARNA DARAH Menyapa Jakarta Senja SERUPA DAUN DI DAHAN YANG LETIH Surabaya Hujan Hingga Larut Malam Surabaya, Di Atas Loteng Tiang Tanpa Bendera UNTUK PARA PENGGALAU DI LINTASAN WAKTU YANG SENDIRI, DAN SELALU MERINDU, MUNGKIN DIRIMU aku mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri: tuk.tuk.tuk. ada orang di situ? puisi selalu cemburu pada hidup yang nyaman

KAU MERASA MENJADI SESUATU YANG TAK KAU PAHAMI

serupa gerimis, puisi menyimpan tangismu diamdiam, turun perlahan, di malam yang tak pernah kau akui mencintai sepinya sebuah sajak kau nyalakan di malam yang demikian rapuh, serapuh dadamu yang tak mampu menahan tangis kau merasa menjadi malam yang tak pernah dicintai, selain dikutuk mercusuar yang sepi, laut yang gaduh dan perahu yang kehilangan arah engkau merasa menjadi perahu kecil yang terombang ambing di laut badai di kerdip pasi cahaya mercusuar yang sepi engkau merasa menjadi badai di laut yang gaduh memecah di pantai yang jauh menghempashempas tak henti kau merasa menjadi mercusuar di laut badai, kerdip demikian sepi, di dalam deru, demikian pasi cahaya, demikian sepi Jogja, 2011