Langsung ke konten utama

Sajak Yang Bersyukur dan Merdeka

Sajakku pagi ini adalah sajak yang tak henti berucap terima kasih, rasa syukur tak terhingga, sebuah doa 

Kita menunggu secercah fajar, harap yang lahir senantiasa, di penghujung malam, kita berdoa: bahagia untuk semua 

Kita terus berdoa, berterima kasih, karena kita tetap manusia, yang punya harap dan cinta 

Adalah gema, dalam dada, ucapkan cinta, kepada kehidupan, o manusia merdeka!

Malang, 17 Agustus 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GELOMBANG

 Puisi: Nanang Suryadi gelombang laut garang gemuruh menderu deru melayar perahu melayar   gelombang demi gelombang nelayan tetap melaut melancar menyingkirkan takut   o, arus memusar o, badai menghantam akan reda saatnya   Malang, 30 Juni 2020  

Sajak-sajak yang hendak dibaca lagi

Mari kita baca lagi sajak-sajak ini, dari penyaircyber Nanang Suryadi. Mari kita baca lagi: AKU MENYAPAMU DI LINTASAN WAKTU Aku Adalah Airmata Aku Menunggumu Membakar Malam CINTA YANG TAK PERNAH PUTUS ASA Dentang Kenang, Tatap yang Ratap MENERA WARNA DARAH Menyapa Jakarta Senja SERUPA DAUN DI DAHAN YANG LETIH Surabaya Hujan Hingga Larut Malam Surabaya, Di Atas Loteng Tiang Tanpa Bendera UNTUK PARA PENGGALAU DI LINTASAN WAKTU YANG SENDIRI, DAN SELALU MERINDU, MUNGKIN DIRIMU aku mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri: tuk.tuk.tuk. ada orang di situ? puisi selalu cemburu pada hidup yang nyaman

Ruang Puisi Ruang Hati Ruang Sunyi: Kumpulan Puisi Terbaik Nanang Suryadi 2011 - 2012

Ruang Puisi Ruang Hati Ruang Sunyi: Kumpulan Puisi Terbaik Nanang Suryadi 2011 - 2012 Antologi Puisi Apa yang Kau Pikirkan, Katamu Blog Sastra Indonesia Bulan Menari antara Ada dan Tiada Candu Kata-Kata Ijinkan Ayah Menangis Saat Ini Kita Berdua Saja Saling Membaca Tanda Kumpulan Puisi Terbaru 2013 Lalu Engkau Menyusun Kata Khianat Menelusur Malam, Menembus Temaram Nasi Goreng Rambut Memutih Rumah-Rumah di Atas Gunung Serabi Jalan Margonda Sketsa Suasana Tentang Mimpi Penyair yang Tak Segera Ingin Tidur UGD Tengah Malam Untuk Arya Mada Hastasurya ada yang kuingat dari segelas kopi apa yang harus aku kabarkan padamu? di Reruntuhan Keraton setiap pagi, arya lihat burung burung bernyanyi