Langsung ke konten utama

di sunyi itu ada yang memintamu membaca

malam kuyup dengan cahaya bulan, dan gundah ini? kuyup dengan cahaya matamu

apa yang digelisahkan dari ketiadaan? tiada. hanya kesunyian tak berbatas tepi. sepi. teramat sepi 

di sunyi itu. ada yang memintamu membaca. bacalah! bacalah! dan engkau akan mengerti: Diri 

Malang, 16 Agustus 2011


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak-sajak yang hendak dibaca lagi

Mari kita baca lagi sajak-sajak ini, dari penyaircyber Nanang Suryadi. Mari kita baca lagi: AKU MENYAPAMU DI LINTASAN WAKTU Aku Adalah Airmata Aku Menunggumu Membakar Malam CINTA YANG TAK PERNAH PUTUS ASA Dentang Kenang, Tatap yang Ratap MENERA WARNA DARAH Menyapa Jakarta Senja SERUPA DAUN DI DAHAN YANG LETIH Surabaya Hujan Hingga Larut Malam Surabaya, Di Atas Loteng Tiang Tanpa Bendera UNTUK PARA PENGGALAU DI LINTASAN WAKTU YANG SENDIRI, DAN SELALU MERINDU, MUNGKIN DIRIMU aku mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri: tuk.tuk.tuk. ada orang di situ? puisi selalu cemburu pada hidup yang nyaman

KAU MERASA MENJADI SESUATU YANG TAK KAU PAHAMI

serupa gerimis, puisi menyimpan tangismu diamdiam, turun perlahan, di malam yang tak pernah kau akui mencintai sepinya sebuah sajak kau nyalakan di malam yang demikian rapuh, serapuh dadamu yang tak mampu menahan tangis kau merasa menjadi malam yang tak pernah dicintai, selain dikutuk mercusuar yang sepi, laut yang gaduh dan perahu yang kehilangan arah engkau merasa menjadi perahu kecil yang terombang ambing di laut badai di kerdip pasi cahaya mercusuar yang sepi engkau merasa menjadi badai di laut yang gaduh memecah di pantai yang jauh menghempashempas tak henti kau merasa menjadi mercusuar di laut badai, kerdip demikian sepi, di dalam deru, demikian pasi cahaya, demikian sepi Jogja, 2011