Langsung ke konten utama

MALAM MENYIMPAN AIRMATA

malam menyimpan airmata, dan mengembunkannya di pelupuk mata, matamu. serupa sajak, yang menerima kesah, tanpa menggerutu. 

malam telah menegaskan kelamnya, kita menggambarnya dengan cahaya, lampu lampu berkedipan, berpendar di kejauhan 

peluk aku, sebelum waktu berlalu beku, sebelum padam segala damba. peluk aku! 

kita menuai ingatan ingatan, yang berlepasan, semacam rasa bahagia yang diputar kembali, dalam benak yang menyimpan senyuman 

ada suara bergema dari masa lalu, denting piano, getar senar gitar, sajak-sajak yang menyimpan pedih, sejarah airmata 

ada yang mengulang ulang kabar, mengeja airmata, karena cuma itu yang tersisa, mengingat jejak yang kian pudar 
  
apa yang terlukis, mungkin gelisah waktu, detak jam dalam jantungmu, menyerunyeru 
  
kita mengeja isyarat tanda, jejak pada sajak, mimpi di dalam puisi, wajahmu wajahku pulalah tercermin di sana 
  
pada gigil udara kita mengeja isyarat semesta, yang mengada dan meniada, hanya satu adanya 
  
Malang, 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGU JOGJA

Berdirilah di sini, dekat Tugu Kau ada di pusat, antara Parangtritis, Keraton dan Merapi   "Mungkin kau ingin menikmati gudeg, malam-malam di seberang jalan?" Ujar pemandu wisata.   Ingatan membentang antara Panggung Krapyak dan Monumen Jogja Kembali   "Aku ingin ke Borobudur dan Prambanan," ujar wisatawan yang bertanya ke mana arah, mungkin lupa membuka peta di google map, atau hanya sekedar ingin menyapa.   Di Tugu Jogja, dia menulis tentang masa lalu, mungkin gempa, mungkin juga tentang riwayat sebuah kuasa.   Selembar sajak mengabadikannya.   Malang, 2021

Ruang Puisi Ruang Hati Ruang Sunyi: Kumpulan Puisi Terbaik Nanang Suryadi 2011 - 2012

Ruang Puisi Ruang Hati Ruang Sunyi: Kumpulan Puisi Terbaik Nanang Suryadi 2011 - 2012 Antologi Puisi Apa yang Kau Pikirkan, Katamu Blog Sastra Indonesia Bulan Menari antara Ada dan Tiada Candu Kata-Kata Ijinkan Ayah Menangis Saat Ini Kita Berdua Saja Saling Membaca Tanda Kumpulan Puisi Terbaru 2013 Lalu Engkau Menyusun Kata Khianat Menelusur Malam, Menembus Temaram Nasi Goreng Rambut Memutih Rumah-Rumah di Atas Gunung Serabi Jalan Margonda Sketsa Suasana Tentang Mimpi Penyair yang Tak Segera Ingin Tidur UGD Tengah Malam Untuk Arya Mada Hastasurya ada yang kuingat dari segelas kopi apa yang harus aku kabarkan padamu? di Reruntuhan Keraton setiap pagi, arya lihat burung burung bernyanyi

Dari Kotagede hingga Tegalrejo

"aku ingin berjalan, menelusur jejak para leluhur," kata wisatawan sambil menunjuk peta kota Jogja.   lalu dia bercerita tentang trah riwayat, jalan-jalan yang dilalui, dari Kotagede hingga Tegal Rejo   sejarah mengalir serupa alir sungai Gajah Wong, Code, Progo, Boyong dan Gendol, tanpa tulisan waspada di musim hujan tiba   "berapa ongkos ke Tegalrejo dari sini?" kepada pengayuh becak yang tergagap melihat peta yang disorongkan ke hadapannya   dari Kotagede hingga Tegalrejo, imaji mengelilingi kota: Jogjakarta.   Malang, 2021