Langsung ke konten utama

KAU MERASA MENJADI SESUATU YANG TAK KAU PAHAMI

serupa gerimis, puisi menyimpan tangismu diamdiam, turun perlahan, di malam yang tak pernah kau akui mencintai sepinya

sebuah sajak kau nyalakan di malam yang demikian rapuh, serapuh dadamu yang tak mampu menahan tangis

kau merasa menjadi malam yang tak pernah dicintai, selain dikutuk mercusuar yang sepi, laut yang gaduh dan perahu yang kehilangan arah

engkau merasa menjadi perahu kecil yang terombang ambing di laut badai di kerdip pasi cahaya mercusuar yang sepi

engkau merasa menjadi badai di laut yang gaduh memecah di pantai yang jauh menghempashempas tak henti

kau merasa menjadi mercusuar di laut badai, kerdip demikian sepi, di dalam deru, demikian pasi cahaya, demikian sepi

Jogja, 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak-sajak yang hendak dibaca lagi

Mari kita baca lagi sajak-sajak ini, dari penyaircyber Nanang Suryadi. Mari kita baca lagi: AKU MENYAPAMU DI LINTASAN WAKTU Aku Adalah Airmata Aku Menunggumu Membakar Malam CINTA YANG TAK PERNAH PUTUS ASA Dentang Kenang, Tatap yang Ratap MENERA WARNA DARAH Menyapa Jakarta Senja SERUPA DAUN DI DAHAN YANG LETIH Surabaya Hujan Hingga Larut Malam Surabaya, Di Atas Loteng Tiang Tanpa Bendera UNTUK PARA PENGGALAU DI LINTASAN WAKTU YANG SENDIRI, DAN SELALU MERINDU, MUNGKIN DIRIMU aku mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri: tuk.tuk.tuk. ada orang di situ? puisi selalu cemburu pada hidup yang nyaman