aku terima cintamu seikhlas hatiku, sungguh engkau maha pendengar segala keluh
segala adalah milikmu, segala adalah cintamu, aku berada di dalam rengkuhmu
jika rinduku adalah rindu yang dusta, jika cintaku adalah cinta yang dusta, tapi mengapa debar di jantungku selalu menyebut namamu?
jika mencintaimu adalah ujian, beri aku kesempatan lulus mencintaimu
jika hatiku terus bergalau, adalah ruhmu dalam diriku yang terus menyeru, merindurindu cintamu
sungguh aku teramat lelah, beri diri ketulusan berserah, di dalam pelukmu aku istirah
cintaku teramat rumit, menerjemah cintamu yang sederhana
akulah debu, dan engkau keluasan tak terhingga, aku debu yang tak sanggup menerka rahasia cintamu
berulangkali aku meruntuh, tapi cintamu tetap utuh
aku galau yang meriuh, dan engkau keheningan yang menerima segala aduh
suara suara yang diterbangkan angin, menggema di relung-relung, suara suara yang memanggilimu, rindu
doa-doa yang memenuhi langit bumi, entah berbisik entah memekik, ingin menyibak tabir rahasia: cintamu utuh
wahai, para perindu berbondong-bondong memburu cahaya, dengan sepenuh harap, kau catat: rindu yang bercahaya
karena cinta bersedih jika tanpa balas, maka jangan kau pupus harap perjumpaan denganmu. hidupku fana, tapi cintamu kekal
jangan tolak rindu cintaku, karena tanpa cintamu hidupku akan hampa, tak berarti apa-apa
aku tak akan menyeka airmata tangisku, karena telah menjadi saksi cintamu memang pantas dirindu selalu
aku menulismu dengan huruf besar atau huruf kecil, aku tahu kau tahu seberapa besar rinduku
aku telah luluh, merindumu seluruh, sebagai daun yang luruh tulus mencium bumimu menerima isyarat cintamu penuh
aku dan engkau, perindu dan yang dirindu, saling merindu untuk bertemu, walau tiada jarak cintaku cintamu
jika mata lahirku tak mampu memandang cintamu, mata batinku silau oleh cahaya cintamu. tersungkur aku, gemetar dalam sujudku
duhai, jika puisiku adalah kebohongan, maka telah tersesat aku di lembah kata-kata, mencarimu
aku peminta-minta, mengemis cintamu senantiasa, dan engkau maha kaya
jika aku selalu saja lupa dan melupakan dalam khilaf alpa, maka sungguh engkau tak pernah lupa
sajak sajak berlepasan berhamburan ingin bicara padamu, duhai awal mula kata
kalimat kalimat berlepasan berhamburan ingin bicara padamu, wahai awal mula kata
kata-kata berlepasan berhamburan ingin bicara padamu, wahai asal mula kata
huruf-huruf berlepasan berhamburan, ingin bicara padamu, wahai engkau mula segala mula
dan kesenyapan menyapa, senyap yang melebur segala gaduh ramai dalam diri, hanya airmata duhai kekasih yang dirindu cintanya
sayapsayap cahaya menerang langit cintamu, membuka fajar, harap bertumbuhan sebagai tunas yang menyapa semesta penuh bahagia
sungguh darimu cinta berasal, kepadamu cinta akan kembali
Malang, 2011
Komentar
Posting Komentar